Resensi
Sebuah Biografi : Andy F. Noya - Kisah Hidupku
Sebuah buku Biografi Andi F. Noya Kisah Hidupku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas 2015 merupakan sebuah buku yang menceritakan kisah hidup Andi F. Noya dari kecil sampai sekarang. Di dalam buku ini terdapat banyak cerita yang membuat kita benar-benar larut dalam setiap alurnya.
Andi F. Noya, sosok yang tidak asing bagi kita pecinta acara “Kick Andy” menceritakan dengan jelas kisahnya dari kecil, bahkan dari dia dilahirkan. Kisah hidupnya sangat berliku, banyak pengalaman yang pahit dia alami. Dimulai dari masa dia kecil yang hidup di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jawa. Sedangkan dia terlahir sebagai sosok yang berbeda, memiliki darah Belanda, dan terlahir dan tumbuh di saat masa-masa tahun 1960an. Perbedaan wajah, kulit, dan fisiknya membuat dia kemudian menyesal terlahir sebagai keturunan Belanda. Karena, dengan lahir sebagai keturunan Belanda, pada masa itu menjadi siksaan tersendiri. Banyak yang menyakitinya, serta hidup di antara ketakutan yang luar biasa.
Di buku ini juga diceritakan bagaimana kondisi keluarga Andi F. Noya. Terlahir dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, malah lebih cenderung kekurangan. Tinggal di tempat parkir, sekamar bertiga, sampai-sampai tidak memiliki pakaian yang baru. Ayahnya meninggalkan dia dari kecil, dan sang ibu bekerja sebagai penjahit. Kehidupannya benar-benar semakin sengsara tatkala Andi tidak sengaja memecahkan kaca spion mobil orang. karena kelakuannya itu, ibunya harus menanggung beban yang luar biasa beratnya. Dari sini, Andi mulai membenci orang-orang yang kaya.
Tumbuh di tempat yang berbeda-beda, serta tidak pernah mendapatkan perhatian khusus (kasih sayang) dari orangtua membuat Andi brutal. Dia menjadi tidak jelas, serta berkelakuan nakal. Terlebih ketika dia mulai dekat dengan tiga bersaudara yang kerjaannya hanya bikin masalah. Kenakalan-kenakalan kecil seperti menyuri Pisang, menyuri makanan di Kebun Binatang Surabaya, sampai tindakan yang lebih parah lagi (menjurus ke kriminal) pun dilakukan kala itu. Bahkan, ada yang meramal kalau nantinya dia akan menjadi seorang penjahat.
Beranjak remaja, Andi berpindah menuju Papua. Di sana dia bertemu dengan ayahnya. Sosok yang hampir dia lupakan wajahnya, Andi merasa saat itu bukan hanya sebagai seorang anak, namun juga menjadikan ayah sebagai sosok teman yang baik. Di Jayapura juga ada banyak kisah yang Andi alami. Mulai dari keberaniannya mengungkapkan cinta pada gurunya, tenggelam di lautan, sampai pertengkaran dengan ayahnya. Di saat pertengkaran itu juga, ayahnya menghembuskan nafas yang terakhir. Tepat dipangkuannya.
Tidak lupa juga sejarah Andi meniti karir sebagai jurnalis. Banyak aral yang dihadapinya, namun dengan kegigihan dan usahanya, semua bisa ia gapai. Menjadi wartawan di media massa besar, sampai dengan menjadi direktur di salah satu media ternama. Di sini juga diceritakan bagaimana dia berjuang bersama Surya Paloh untuk menjadikan Media Indonesia menjadi lebih berkembang, dan diceritakan juga mengenai terbentuknya Metro TV. Banyak cerita di sini yang berkaitan dengan saluran televisi Indonesia, serta tantangan-tantangan sebagai wartawan saat meliput ataupun menampilkan berita waktu itu. Banyak ancaman yang dia terima, bahkan salah satu media massa (tempat dia bekerja) pun diberendel oleh pemerintah. Dilarang terbit dengan alasan menyalahi aturan. Kisah-kisah perjuangan seorang wartawan banyak diceritakan di sini, mulai dari hal yang asam sampai getir pahitnya hidup di masa pemerintahan Soeharto.
Beberapa kutipan yang ada dibuku:
“Tidak perlu menunggu untuk bisa menjadi cahaya bagi orang-orang di sekelilingmu. Lakukan kebaikan, sekecil apa pun, sekarang juga – Andy F. Noya – Halaman Pembuka”
“Perasaan lonely kerap kurasakan ketika kecil. Tidak ada orangtua sebagai tempat berlindung dan mengadu. Dalam kesendirian seperti itu aku sering merindukan sosok ayah. Tetapi pada saat itu ayah entah di mana. Aku hanya bisa menangis – Halaman 5”
“Dalam usiaku yang masih belia waktu itu, hidup telah mengajariku tentang betapa timpangnya tataran sosial ekonomi di masyarakat kita. Ada jurang dalam antara yang miskin dan kaya – 53”
“Hidup ini terlalu indah untuk dibuat susah. Nikmati hari-harimu sebaik mungkin – Halaman 171”
“Aku mulai gelisah. Di Mantra, kemampuan menulisku memang meningkat. Tetapi, sebagai wartawan, ketajaman intuisiku mulai menumpul – Halaman 249”
“Mereka tidak berani menabrak program sinetron yang bernilai ratusan juta rupiah – Halaman 314”
“Kalau kamu tidak setuju terhadap suatu peraturan, seharusnya kamu berjuang untuk mengubah peraturan itu. Bukan melanggar peraturan tersebut – 371”
Masih banyak cerita mengenai Andi F. Noya di buku ini. Kisah dia waktu remaja yang penuh kenakalan, kehidupan dia beberapa tahun di Malang. Ada kisah mengenai bu Ana, sosok guru yang sangat disayanginya. Kisah dia malu dengan profesi ayahnya saat sekolah STM, kisah saat pernikahan dengan wanita yang lebih tua darinya. Tentunya cerita mulai dia mengenal dunia jurnalistik, mengenal Surya Paloh, mengundurkan diri dari Metro TV dan lainnya. Buku yang wajib kalian miliki bagi orang yang ingin mengenal bagaimana perjuangan seorang wartawan di masa rezim Soeharto. Buku yang menceritakan juga persaingan antara saluran televisi serta sosok-sosok wartawan senior yang memimpin surat kabar ternama saat ini. Sebuah buku yang menginspirasi kita untuk tetap bekerja, taat peraturan, dan tidak kenal kompromi dengan kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar