Rabu, 03 Agustus 2016

= Kopi Hitam =

Merasa Bisa, Bisa Merasa

Dahulu, kita sering mendengar banyak sekali para pemimpin bersahaja yang menolak jabatan karena mereka takut tak mampu menjalankan amanah. Mereka berlomba-lomba menolak, bukan berlomba-berlomba ingin mengambil atau menguasai jabatan itu. Padahal tak ada satu pun celah yang bisa menjadi penghalang mereka untuk mendapatkan jabatan tersebut.

Baik secara aturan maupun kemampuan dan juga justru mereka diinginkan untuk menduduki jabatan-jabatan itu. Tapi mereka serta merta menolak, dan memberikan kesempatan kepada yang lain, yang juga menolak. Hampir-hampir masalah selalu muncul saat akan ada pergantian kekuasaan. Bukan masalah karena saling klaim siapa yang berhak, tapi saling tolak karena merasa tak kuat, tak mampu dan takut tak akan amanah, padahal kebalikannya mereka sangat mampu, sangat kuat dan diyakini bakal amanah.

Sebut saja ada Abdullah bin Umar yang menolak jadi Kadi atau Kehakiman, sebuah jabatan tertinggi kenegaraan karena takut keliru dalam berijtihad. Lalu ada Abu Bakar Siddiq, Abu Bakar, dan masih banyak lagi. Bahkan, di era KH. Mas Mansyur, para Pimpinan Muhammadiyah juga sering ‘berperang’ menolak jabatan.

Situasinya beda dengan sekarang. Setiap orang ‘Merasa Bisa’ bukan ‘Bisa Merasa’ seperti para khalifah jaman dahulu. Semua merasa jago, merasa kuat dan merasa mampu, padahal belum tentu dan rata-rata memang tidak ada yang terbukti. Apalagi soal amanah, jangan tanya, banyak sekali pemimpin yang sudah tentu kelihatan tidak amanah, tapi masih ngoyo mau menduduki jabatan satu kali, dua kali, bahkan seakan-akan mau meninggalkan ‘kader’ agar bisa disetir sesuai kehendaknya. Konon, itu sering terjadi di Luwuk. Tapi ini kan Cuma gosip, yang namanya gosip perlu ruang dan waktu untuk pembuktian. (**)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar